Loading...
Kabupaten Banyuasin
081279882870

Berita

Belajar Mengajar selama masa pandemi Covid-19

06 Nov 2020

Pendidikan merupakan hak yang harus didapatkan oleh anak — anak dalam situasi apapun, termasuk masa pandemi ini. Masa pandemi yang diakibatkan oleh wabah virus corona berlangsung di Indonesia sejak akhir bulan Maret 2020. Wabah ini memiliki dampak yang sangat besar bagi seluruh aspek kehidupan, salah satunya pendidikan. Lembaga pendidikan dapat menjadi salah satu sarana penyebaran virus corona, oleh karena itu pemerintah membuat kebijakan agar kegiatan belajar mengajar di sekolah dan perguruan tinggi tetap berjalan sesuai kalender akademis namun meminimalisir kegiatan pertemuan di kelas. Akhirnya muncul kebijakan belajar di rumah bagi seluruh pelajar di Indonesia. Teknis pembelajaran dari rumah ini dilaukan dengan cara memberikan materi dan tugas melalui media sosial, pembelajaran daring melalui aplikasi pertemuan online, dan ada juga sekolah yang memberikan tugas untuk diambil di sekolah oleh perwakilan orangtua. Intinya seluruh kegiatan dimaksimalkan melalui jalur daring.

Pembelajaran dari rumah dengan sistem daring ini memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif nya ialah dapat mengurangi kemungkinan penyebaran virus corona. Dampak negatifnya ialah membuat anak — anak bosan karena berada di rumah terlalu lama, tidak efektif bagi pemahaman anak karena anak hanya dijelaskan melalui video atau gambar, anak menganggap belajar dari rumah adalah waktu liburan sehingga mereka malas belajar, dan ada banyak anak yang belum memiliki gadget sebagai sarana belajar dari rumah. Fenomena ini ditambah lagi dengan kebingungan yang dialami orangtua dan membuat kebanyakan orangtua menjadi stress. Orangtua dituntut untuk mendampingi anak mereka belajar dan bahkan menjadi guru bagi anak di rumah. Pada kenyataannya banyak orangtua yang tidak mampu memahami materi anak dan ada juga orangtua yang tidak bisa mendampingi anak karena pekerjaan kantor yang menumpuk.

Fenomena dampak negatif dari belajar dari rumah ini juga muncul disetiap daerah Anak — anak selama belajar dari rumah justru malah menghabiskan banyak waktu untuk bermain dari pada belajar. Belum lagi orangtua yang stress karena tugas yang diberikan kepada anak sangat banyak dan mereka kurang bahkan tidak memahami dan sulit menjelaskan materi pelajaran tersebut kepada anak. Hal ini dilatarbelakangi oleh rendahnya SDM karena mayoritas orangtua anak yang berpendidikan maksimal SMP dan SMA dan bekerja di sektor informal. Banyak juga anak — anak yang mengeluh tidak mengerjakan tugas karena tidak ada yang mengajari dan tidak memiliki hp dan kuota untuk mengakses tugas secara online. Kondisi ini membuat pihak sekolah beserta dewan guru harus mengatur strategi agar proses belajar dan mengajar tetap berjalan salah satu nya cara  membagi anak — anak ke dalam kelompok belajar yang berisi maksimal lima orang sesuai dengan kelas mereka di sekolah. Kemudian penulis meminta setiap anak harus memakai masker selama pembelajaran, menjaga jarak duduk, dan mencuci tangan ketika hendak masuk. Pengajar dalam Sekolah Rumah ialah para dewan guru , yang mulai mendirikan dan mengajar di Sekolah Rumah pada bulan Agustus akhir 2020. Menurut saya, Sekolah Rumah ini hadir dalam lingkungan tetangga sebagai sebuah alternatif pemecahan masalah dari dampak negatif akibat belajar dari rumah yang dialami oleh anak — anak sekitar. 


Leave a Reply